- Ikatan Mahasiswa Tapanuli Sibolga Angkatan 24 Gelar Syukuran di Pelabuhan Krukuh, Lhokseumawe Aceh U
- UKM PTQ Unimal Selenggarakan Pelatihan Tartil Al-Quran Secara Rutin
- Antusias Warga Lhokseumawe Joging Sore di Waduk!
- Stand Omiyo Paling favorit di Bazar FISIP Unimal, Es Pisang Ijo dan Crepes Jadi Incaran mahasiswa!
- Stand Bucin Kuy Curi Perhatian di FISIP Fest Unimal, Jajanan Pedasnya Bikin Ketagihan!
- Himalabusel Sukses Gelar Musyawarah Besar dan Pemilihan Ketua Umum
- Aneka Gorengan Mini Laris Diserbu Pengunjung Dalam Acara Kuliner
- Fotobooth Jadi Daya Tarik di FISIP Fest Unimal, Pengunjung Antusias Berfoto
- Usaha Boba yang Tetap Eksis Sejak 2021 di Depan Kost Royal Pulomas
- Harga Emas di Lhokseumawe Naik, Namun Tetap Masih Ramai Transaksi
Komunitas \"Hidup Rapi\" Lhokseumawe Gaungkan Gaya Hidup Minimalis: Antara Tren dan Kesehatan Mental
Penulis : Hayatul Amna

LHOKSEUMAWE — 24/05/2025 | Gaya hidup minimalis tak lagi sekadar tren sosial media. Di Lhokseumawe, komunitas Hidup Rapi menggelar kegiatan “Declutter Day” pada Minggu (19/05) di Taman Hiraq, mengajak warga memilah barang pribadi yang tidak terpakai dan menyumbangkannya ke rumah singgah dan panti asuhan.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai usia, termasuk mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga pegawai kantoran. Kegiatan diawali dengan talkshow bersama Rizka Amalia, M.Psi., psikolog klinis dari RSUD Cut Meutia, yang membahas dampak clutter (ruang penuh barang) terhadap stres dan kecemasan.
" Ketika rumah berantakan, pikiran pun ikut Tidak tenang. Minimalisme bukan tentang kekurangan tapi tentang kesadaran dan ruang hidup yang bernafas" ungkap Rizka dalam sensi berbincang santai.
Baca Lainnya :
- Pantai Ujong Blang Ramai Diserbu Wisatawan Usai Libur Panjang0
- Tim SG PROJECT berhasil raih juara 2 di turnamen MLBB warung kopi0
- Gunung salak : Asri, Sejuk dan penuh keindahan Alam0
- Kisah Perjuangan Sang Ayah Haikal : Dari Tukang Becak di Kota Medan hingga Pengusaha Mobil Rental di0
- Alfa Rendra, Remaja Lhokseumawe yang Menang Lomba Band di USK0
Menurut survei internal komunitas Hidup Rapi, 73% anggotanya merasa lebih bahagia dan produktif setelah mulai menerapkan prinsip minimalis dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari memilah pakaian, mengurangi belanja impulsif, hingga membatasi waktu layar (screen time).
Tak hanya berdampak pada individu, kegiatan ini juga mengusung pesan lingkungan. Koordinator acara, Dita Mawaddah (28), mengatakan bahwa lebih dari 300 kg barang bekas layak pakai berhasil dikumpulkan dalam satu hari.
" Dengan mengurangi konsumsi barang dan mendaur ulang apa yang kita punya, kita kita tidak hanya menolong sesama tapi juga mengurangi limbah" jelas dita .
Tren minimalisme di Lhokseumawe ini sejalan dengan gerakan global yang mendorong masyarakat untuk hidup lebih sederhana dan sadar. Beberapa peserta bahkan mengaku mulai menerapkan capsule wardrobe dan melakukan digital detox untuk meningkatkan kualitas hidup.
" Dulu saya merasa harus punya semua barang baru, sekarang saya merasa lebih tenang dengan sedikit barang tapi penuh makna" kata Riska peserta asal ujong Blang.
Dengan semangat “hidup ringan, hati lapang,” komunitas Hidup Rapi berencana menggelar acara serupa setiap dua bulan, sambil memperluas edukasi soal kesehatan mental dan keberlanjutan.
